Kehilangan yang Menjadi Kado Terindah

Pernahkah kamu merasa kehilangan? Pernah merasakan sedih berkepanjangan karena sesuatu yang telah pergi darimu, atau tidak bisa mendapatkan apa yang kamu impikan dan perjuangkan? Jawabannya adalah pernah. Namun, sadarkah dirimu bahwa itu adalah kado terindah yang tuhan berikan untukmu?

Saya akan berbagi sedikit kisah tentang kehilangan. Bukan semata untuk menggurui, hanya untuk menguatkan hati kamu yang sedang merasa kehilangan ataupun kehampaan yang tiada habisnya.

Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke tempat salah seorang rekan yang akan pindah ke kota lain. Karena kepindahannya sudah berbeda pulau dan sedikit repot jika membawa semua barangnya, maka dia memutuskan untuk memberikan barang-barang yang sekiranya sulit dibawa dan tidak terlalu dibutuhkan.

Bersama tiga orang teman saya, kami pun menuju ke rumah teman yang akan pindah ke luar kota itu. Pindah ke luar kota, bukan pindah ke lain hati.

Dari siang sampai sore, kami pun memilah-milah barang yang akan kami ambil. Sempat berebut beberapa kali, sempat kalah rebutan, namun tidak jarang juga menang rebutan. 

Pada saat mau pulang, teman yang akan pindah rumah itu membagi helm, ada dua helm. Saya dan seorang teman saya berhasil mendapatkan helm tersebut. Sementara teman saya yang satu lagi, tidak berhasil mendapatkannya. Alhasil dia merengut saja. Dia merasa lebih membutuhkan helm itu daripada saya. Namun, saya menyukai helm tersebut, karena warnanya merah. 

Tak lama kemudian, sang istri yang akan pindah rumah, membagi sebuah dompet yang berasal dari Turki. Saya dan teman saya yang tidak mendapatkan helm, bersaing untuk mendapatkan dompet tersebut. Namun, kali ini teman saya yang menang. 

Saat itu saya merasa lebih membutuhkan dompet itu. Selain karena saya suka corak dan warnanya, keadaan dompet saya juga sudah membutuhkan yang baru. Akhirnya saya merayu teman saya untuk menukar helm dengan dompet. Fikir saya waktu itu, saya lebih membutuhkan dompet daripada helm. Akhirnya tertukarlah sudah, saya mendapatkan dompet dan dia mendapatkan helm.

Selang beberapa hari kemudian, salah seorang teman mengajak saya jalan-jalan. Dia mengajak saya untuk jalan ke daerah Otista. Katanya mau membelikan saya helm. 

"Untuk apa belikan aku helm? Kan sudah ada helm kamu yang sering aku gunakan." Kata saya waktu itu. Tapi dia tetap bersikeras mau membelikan saya helm.

Dan tahukah kamu, helm yang dia belikan adalah helm bogo. Helm yang menurut saya sangat lucu warna dan bentuknya. Baru di tunjukan saja saya sudah jatuh cinta dengan helm tersebut. Dan akhirnya saya pun dibelikan helm oleh dia.

Ternyata, keputusan yang tepat sebelumnya untuk memilih dompet. Sesuatu yang sangat saya butuhkan. Ketika saya meikhlaskan sesuatu, Allah memberikan kado lain dalam keikhlasan tersebut. Sesuatu yang sangat saya suka melebihi sebelumnya.

Begitu juga cerita lainnya, dari teman yang membelikan saya helm ini. Dia berniat untuk membeli motor dan custom motor tersebut. Tetapi, ketika dia sudah akan membeli motor tersebut, malah sudah ada yang membelinya duluan.

Awalnya dia galau bukan main sih, tapi makin kesini dia ikhlas bahwa motor tersebut memang belum berjodoh dengannya. Tetapi, Allah memberi gantinya yang lain. Motor yang CC-nya lebih besar dan lebih cocok dengan hatinya.

Begitulah cara Allah memberi kepada makhluknya. Dia tidak memberi apa yang kita mau, melainkan apa yang kita butuhkan. Dan Dia tidak akan memberikan kehilangan tanpa memberi ganti yang lebih baik.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” 
(QS. Al Baqarah: 216).

Salam, Pipi Bolong.



*) Image via Pixabay

Post a Comment

2 Comments

  1. Ohh jadi begitu. Pada intinya kita harus ikhlas, maka akan terganti dengan sesuatu yang lebih baik ya :')

    willynana.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, ketika sudah ikhlas maka yg terbaik akan datang.

      Delete