Curug Sanghyang Taraje, Keindahan Mistis Tersembunyi di Garut

"Aku mau ke Garut! Kamu mau ikut?" Begitu pertanyaan seorang teman ketika saya sedang pusing dengan kebisingan ibukota pada Oktober 2017 kemarin. Tanpa berfikir panjang, saya pun mengiyakan pertanyaan tersebut.

Untungnya, Komunitas Backpacker Jakarta, mengadakan trip ke Garut dengan biaya tidaklah mahal. Sekitar 400K dengan 10 destinasi. Dan salah satu destinasi tersebut adalah "Curug Sanghyang Taraje", yang akan saya ulik dan bahas dalam postingan ini.

Kenapa Curug Sanghyang Taraje? Kenapa bukan destinasi lainnya yang saya bahas? Itu semua karena saya mendengar dan membaca cerita dibalik keindahan dan kemegahan curug ini. Tapi, nanti dulu! Pelan-pelan akan saya ceritakan sembari kalian baca tentang perjalanan saya menuju curug tersebut.

Perjalanan Menuju Curug Sanghyang Taraje

Perjalanan menuju curug sendiri tidak bisa ditempuh dengan mengendarai kendaraan roda empat. Karena banyak tikungan tajam, dengan jurang di tepiannya. Maka, kami pun memarkir kendaraan roda empat disebuah lapangan yang memang sepertinya dijadikan tempat parkir kendaraan untuk mereka yang ingin menuju Curug Sanghyang Taraje.

Informasi yang didapat, kami harus berjalan kaki kira-kira sekitar 2-3 kilometer untuk sampai di curug. Dengan kondisi jalan berbatu, namun menurun. Ada alternatif menggunakan ojek untuk sampai di curug dengan harga Rp 20.000. Namun, sepertinya itu dijadikan pilihan untuk pulang dari curug saja.

Sepanjang jalan, dihampiri oleh sawah-sawah yang cantik tiada batas. Banyak juga penduduk sekitar yang sedang bekerja bakti memperbaiki jalanan yang rusak. Dan, memang benar bahwa tikungan jalanan menuju curug tersebut sangat tajam juga diselingi jurang. Namun, banyak juga hamparan padi menguning yang tak kalah cantiknya.



Mitos dan Pesona Curug Sanghyang Taraje

Setelah berjalan kaki kurang lebih 2-3 kilometer, akhirnya sampailah kami di Curug Sanghyang Taraje. Dalam Bahasa Sunda, curug artinya air terjun, dan taraje artinya tangga, sementara sang hyang adalah sebutan kehormatan untuk dewa/raja zaman dulu. Berarti Curug Sanghyang Taraje artinya tangga untuk yang digunakan dewa-dewa.

Selain mitos tangga tersebut, ada juga mitos tentang Sangkuriang. Katanya, tak jauh dari air terjun tersebut ada sebuah batu dengan tapak raksasa yang dijadikan Sangkuriang sebagai tempat penyimpanan harta atau barangnya, semacam itulah. Tapi itu mitos ya, belum tentu benar ataupun salah karena selama ini yang saya tahu cuma Tuhan yang paling benar serta wanita yang selalu merasa benar.

Terlepas dari itu semua, curug ini memiliki pesona keindahan yang cukup fantastis! Mampu menyihir semua orang yang datang ke sini untuk benar-benar menikmati keindahan. Saya sendiri bahkan hanya sedikit berfoto-foto, lebih memilih untuk menikmati curug ini.

Dengan ketinggian hampir seratus meter, curug ini mampu membuat kita tertegun saat pertama kali melihatnya. Agak ngeri sih saya sebenarnya, karena arusnya sangat deras dan ketinggian curug yang mampu membuat mulut menganga heran. Belum lagi rerumputan yang berada di tepi curug, mampu membuat kita merasa tenang dengan kehijauan yang memang seperti dewa-dewa itu turunkan untuk menyegarkan pandangan mata.

Namun, saya masih belum berani untuk bermain langsung ke curug. Nyali saya belum teruji untuk merasakan air dari ketinggian hampir 100 meter tersebut. Hihihi.



Bagaimana? Tertarik untuk mencoba ke sini? Silahkan saja! Curug ini berlokasi di Kp. Kombongan, Pakenjeng, Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bisa menjadi salah satu tujuan wisata jika kalian berkunjung ke Garut. Sampai jumpa di trip selanjutnya!

Salam, Pipi Bolong. 

Post a Comment

2 Comments