Flashback Tahun Baru 2007, Pertama Kali Menginap di Hotel Berbintang



Semakin hari, semakin dekat saja menuju pergantian tahun. Untuk sebagian orang, ada yang sibuk menyiapkan rencana tahun barunya. Dan untuk sebagian orang juga, ada yang introspeksi diri selama setahun ini. Dan, sebagian lainnya ada yang mengingat-ingat kisah seru saat tahun baru, berharap bisa mengulanginya kembali.

Saya termasuk orang yang senang mengingat hal-hal yang telah berlalu. Namun, tidak termasuk dalam mengingat mantan. Kali ini saya mau berbagi cerita pengalaman pertama saya menginap di hotel. Bukan sembarang hotel juga, melainkan hotel berbintang empat. Lumayanlah untuk seorang yang sehari-harinya main di lapangan pinggir kampung seperti saya.

Saat itu saya masih kelas tiga SMP. Sahabat-sahabat saya termasuk dalam golongan orang yang berada. Sementara saya, hanya orang biasa yang beruntung bisa berteman baik dengan mereka. 

Alkisah, kami merencanakan untuk merayakan libur tahun baru bersama. Saat itu masih dalam perencanaan dan perembukan. Tidak tahunya, tiba-tiba salah satu sahabat saya mengajak untuk tahun baruan di Ancol. Saat itu saya kira hanya merayakan di pinggir pantai, jadi saya setuju saja.

Selang beberapa hari, teman saya mengabari bahwa sudah booking kamar di salah satu hotel yang terletak di Ancol. Perasaan saya waktu itu bukannya senang tapi malah bingung. Gimana patungan bayarnya, fikir saya waktu itu. Uang jajan sebulan saja belum tentu bisa menutupi.

Tidak tahunya, ternyata semua di support oleh teman saya ini. Kebetulan keluarganya habis mendapat rejeki, jadi mau membagi-bagi bahagia dengan orang lain. Hamdalah saat saya tahu beberapa hari kemudian.

31 Desember, kami berenam dengan diantar oleh keluarganya teman saya itu, berangkat menuju salah satu hotel berbintang di kawasan Ancol. Senang tidak terkira hati saya waktu itu. Karena ini benar-benar pengalaman menginap di hotel. Saya tidak pernah diajak menginap di hotel oleh keluarga saya. Jika berjalan jauh saja, paling hanya menginap di salah satu rumah keluarga di kawasan tersebut, atau menginap di mobil. 

Waktu mau masuk kamar, saya kaget. Ternyata untuk memasuki kamar tersebut menggunakan kartu, bukan kunci biasa. Selang beberapa tahun kemudian saya baru tahu namanya itu adalah cardlock. 

Duh, selain norak soal kunci saat itu juga saya norak soal pendingin ruangan. Saya sama sekali tidak mengerti cara menyalakan pendingin ruangan di hotel tersebut. Begitu dinyalakan oleh teman saya, ternyata malah kedinginan bukan main rasanya.

Yang lucu adalah kejadian di kamar mandi. Untuk yang sehari-harinya memakai gayung dan ember seperti saya, pasti bingung dengan bahtub dan kran air panas dingin. Saya main-mainin kran, yang ada malah air keluar dari shower. Padahal waktu itu saya mau menyalakan air untuk bahtub. Kemudian saya baru tahu bahwa untuk kran shower dan bahtub masih satu aliran. Hanya beda putar kanan kiri untuk memilih shower atau mengaliri bahtub.

Sudah kelar masalah mengaliri bahtub, sekarang saya bingung bagaimana cara membuang air tersebut. Saya putar sana-sani, sumbatan air tidak terbuka dan terputar. Yasudah saya biarkan saja air tetap di bahtub.

Selang beberapa menit kemudian teman saya yang kekamar mandi menggerutu karena air bekas mandi di bahtub tidak dibersihkan. Saya hanya cengar-cengir dan memperhatikan teman saya menggerutu. Dan, di situ saya baru tahu bahwa untuk mengalirkan airnya adalah dengan memutar kran yang berada ditembok bahtub. Saya kira itu hanya pajangan, jadi saya biarkan saja dan tidak otak-atik. Ternyata itu biang keladinya. Hahaha.

Sedikit cerita kisah-kisah absurd saya saat pertama kali menginap di hotel berbintang. Kalau di ingat lagi, itu malah menjadi kenangan lucu dan tak terlupakan sepanjang hidup. Untuk kamu, apa kisah absurd yang tak terlupakan sepanjang hidupmu?

Salam, Pipi Bolong.

Post a Comment

0 Comments