Sandang, pangan, dan papan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan. Papan sendiri, merupakan sebutan untuk tempat tinggal kita. Papan dipergunakan untuk melindungi kita dari panas, dingin, maupun hujan badai. Setiap daerah memiliki keunikan papan tersendiri. Kebanyakan papan didirikan di atas tanah. Namun, bagaimana jika papan di didirikan di atas air?
Untuk mereka yang biasa tinggal di ibukota, merupakan hal aneh jika papan didirikan diatas air. Namun tidak dengan mereka yang tinggal di pulau Kalimantan. Rumah di atas air merupakan hal yang biasa, terutama bagi penduduk yang tinggal hulu sungai. Kebanyakan, tempat tinggal mereka ada di atas air.
Kali ini saya akan bercerita tentang rumah dikampung halaman saya. Tepatnya didesa Tambak Bitin, Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Untuk mencapai desa tersebut bisa dengan perjalanan darat, sekitar 8 Jam dari Banjarmasin menggunakan mobil atau motor. Bisa juga menggunakan klotok. Klotok merupakan sarana transportasi air di Kalimantan Selatan. Untuk mencapai desa tersebut dengan menggunakan klotok memerlukan waktu kurang lebih 24 jam dari Banjarmasin.
Rumah mereka menggunakan kayu, dan kayu tersebut ditancapkan tepat diatas air. Untuk lantai sendiri, ada yang sudah menggunakan keramik ada pula yang masih menggunakan kayu sebagai alas.
Kebanyakan bagian belakang rumah menghadap langsung pada sungai. Sungai tersebut bermuara pada sungai Kapuas, dan langsung menuju ke lautan.
Uniknya, kebanyakan kamar mandi disini terpisah dengan rumah tinggal. Kamar mandi tersebut berada agak ketengah sungai namun tidak tengah-tengah karena sungai-sungai dibelakang rumah dijadikan prasarana transportasi peduduk. Jadi, jika kita buang air maka hasilnya akan langsung jatuh kesungai terbawa arus. Baik itu buang air besar maupun buang air kecil.
Tetapi, ada juga yang memiliki kamar mandi didalam rumah. Kekurangannya adalah, setiap air sedang surut mereka tidak boleh buang air di kamar mandi dalam, karena larinya ketanah atau ke air yang tidak mengalir. Jadi menghasilkan bau dan pemandangan tidak sedap.
Buat saya pribadi ada rasa bahagia sendiri tinggal dirumah seperti itu. Karena saya sendiri orangnya sangat suka ngeliat air mengalir atau apapun yang berhubungan dengan air. Jadi, kalo saya galau, saya tinggal duduk dibelakang rumah ngeliati air mengalir atau klotok yang hilir mudik tiada henti.
Berikut spoiler foto-foto dari saya
Bagian belakang rumah
Bagian bawah rumah
Kamar mandi yang terletak agak ketengah sungai
Pemandangan disebrang sungai pun sama bentuknya
34 Comments
Wah seru ya tinggal di atas air seperti itu! Kalau kering trus buang airnya di mana, La? Hehe
ReplyDeleteKalo yg kamar mandinya didarat, biasanya akan ke sungai di kamar mandi umum. Tapi banyak kok jadi enggak akan ngantri
Deleted jkt banyak la.. hahaha rumah atas air malah kadang sampe masuk.. banjir
ReplyDeleteDisini enggak akan banjir doel. Kan air ngalir terus. Seninya disitu.
DeleteKlo rumah diatas air gitu, anggap aja ala ala Maldives kali ya, la.. keluar pintu langsung jebur 😃
ReplyDeleteKeluar langsung renaaaang
DeleteWew, si pipi bolong, hati hati hanyut neng
ReplyDeleteMasa lalu yg hanyut
Deletewah menarik!
ReplyDeletekalo mau belanja kebutuhan sehari2, apa ada yang jualan di sungai la? atau harus nyebrang dulu?
Ada yg harus nyebrany sungai, ada juga yg jualan disungai, ada juga yg pasar didarat.
DeleteWahhh enak ya, kalau BAB tinggal plung plung plung jadi makanan ikan...
ReplyDeleteIyaaa enak deh. Langsung ilang. Tapi gue gak pernah bab disana hahahaha.
DeleteWahhh enak ya, kalau BAB tinggal plung plung plung jadi makanan ikan...
ReplyDeleteBaru tau lala org kalimantan. Enak ya punya kampung unik seperti rumah terapung ini
ReplyDeleteIni masih belum ada apa-apanya kak. Desa sebelah full terapung.
DeleteItu jenis kayu ulin atau kayu besi ya, yang dipake? Penasaran karena enggak lapuk kena air.
ReplyDeleteTiangnya kayu ulin mas, nah kalo rumahnya kurang tau kayu apa.
DeleteBagus banget tempatnya... Ah, beruntung sekali Kak Pipi Bolong pernah ke sana
ReplyDeleteKan kampung aku haha
DeleteKayaknya damai banget kalau tinggal di sana ya la. Suasana hening ditemani riak air. Hmmmm....
ReplyDeleteIya ning, kalo mau hammock juga enak. Maunya sih kalo balik lagi bawa hammock.
Deleteuniknyaaa, harus atur waktu main ke kampung lala niiih
ReplyDeleteSoon, nanti ada trip bpj kesana. Juli :)
DeleteSoon, nanti ada trip bpj kesana. Juli :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteuniknyaaa, harus atur waktu main ke kampung lala niiih
ReplyDeleteTinggal di atas air gitugmn ya rasanya? =) amaz
ReplyDeleteEnak, kalo pengen nyebur tinggal nyemplung hahaha
DeleteBaru tau kampungnya lala di kalimantan. Kapan pulang la? Numpang nginep dong hehe
ReplyDeletepulang tiap tahun, Insya Allah
DeleteTiangnya mereka menggunakan kayu jenis apa ya? Karena akan terendam air terus.
ReplyDeleteUlin kak, itu juga ganti terus.
Deleteseru juga ya la,kalo galau tinggal ke belakang rumah. hemat kwwkwkwk.
ReplyDeleteIya, enggak usah jauh-jauh cari sungai. Hahahaha.
Delete