Ada dua Ereveld di Jakarta, yaitu Menteng
Pulo dan Ancol. Ereveld Ancol terletak didalam kompleks Ancol, dekat dengan
Mall ABC dan pantai Lagoon. Persis disamping pantai Lagoon. Diresmikan pada 14 September 1946, menampung kurang lebih 2000-an prajurit.
Ereveld Ancol cukup unik, berada 50 meter dibawah permukaan laut. Begitu memasuki Ereveld Ancol pada sisi kiri terdapat tembok yang membatasi lahan kuburan dengan air laut. Sementara sisi kanan terdapat pendopo untuk beristirahat dan makam-makam prajurit.
Pada nisan prajurit terdapan Onbekend, yang artinya tidak memiliki nama, juga ada nisan yang bertuliskan Banjarmasin, Kendari, dan kota lainnya. Itu artinya mereka awalnya dimakamkan dikota tersebut.
Bersama pak Dicky, pengawas Ereveld Ancol, kami dari backpacker Jakarta berkeliling Ereveld. Pak Dicky sendiri ternyata tumbuh besar dilingkungan Ereveld, masa kecilnya berada di Ereveld Pandu, Bandung. Segera akan saya tulis tentang Ereveld Pandu!
Bersama Pak Dicky
Tidak hanya makam prajurit Belanda yang dimakamkan disini, tapi ada juga makam orang Indonesia. Yaitu makam profesor Mochtar.
Profesor Mochtar merupakan direktur lembaga Eijkman, lembaga penelitian Biologi di Jakarta pada masa kependudukan Belanda. Profesor Mochtar sendiri dituduh oleh Jepang karena tuduhan pencemaran vaksin. Walaupun tidak terbukti bersalah, Prof Mochtar tetap menyerahkan diri kepada Jepang demi melindungi lembaga penelitian dan teman-temannya.
Selain makam Profesor Mochtar, ada juga pohon eksekusi. Sebenarnya itu adalah yang disebut pohon surga (Hemelboom) yang dijadikan tempat eksekusi oleh Jepang, jadilah disebutnya pohon eksekusi. Pada pohon tersebut terdapat puisi karya Laurence Benyon (Binyon) berjudul “For the Fallen"
Hemelboom
They shall not grow old
as we that are left grow old
Age shall not weary them
nor the years condemn
at the going down of the sun
and the morning
We shall remember them
We shall remember them
Antjol 1942 – 1945
Sama seperti Ereveld lainnya, di Ereveld Ancol juga terdapat Monumen. Monumen tersebut bertuliskan "Hungeest Heeft Overwonnen" yang artinya semangat mereka telah menang.
Pada Ereveld Ancol terdapat monuman atau pusara lebih tepatnya, yaitu pusara Luuth Ubels, Luuth Ubels sendiri merupakan korban salah tangkap. Jadi awalnya yang akan dieksekusi adalah saudara laki-lakinya tapi karena kawanan Jepang tidak menghetahui wajah dan jenis kelamin yang akan dieksekusi jadilah Luuth Ubels yang di eksekusi karena dikira Luuth Ubels adalah target mereka padahal yang menjadi target adalah saudara laki-lakinya yang sama-sama bernama Ubels juga.
Berkeliling Ereveld Ancol lumayan buat capek juga, padahal luas pemakaman ini kurang lebih 1 hektar saja. Berbeda dengan Menteng Pulo yang lumayan besar. Berkeliling sambil mendengarkan cerita Pak Dicky ternyata cukup memakan waktu. Tak terasa hari sudah mulai siang dan tandanya sudah waktunya masuk destinasi selanjutnya. Berikut beberapa foto di Ereveld Ancol, dan nantikan postingan selanjutnya yaitu Ereveld Pandu, Bandung!
Baca juga #EREVELDSERIES:
Ereveld Menteng Pulo, Pemakaman Belanda di Tengah Kota Jakarta #EREVELDSERIES
Ereveld Ancol, Pemakaman Belanda di Tepi Kota Jakarta #EREVELDSERIES
Ereveld Ancol, Pemakaman Belanda di Tepi Kota Jakarta #EREVELDSERIES
4 Comments
udah berapa Ereveld La yang dikunjungi?
ReplyDelete3 doang mas, adain yuk ke kembang kuning!
Deletewarbiyasa main ke kuburan seneng beneeerrr...
ReplyDeleteBiar inget kalo kita semua akan kesana juga kaak! Hahaha
Delete