Menjelajahi Hari Merdeka dengan Lalulintas 3 Pulau


17 Agustus merupakan hari kemerdekaan Indonesia, yang diperingati setiap tahunnya. Biasanya terdapat perlombaan, pawai, karnaval dan lainnya. Setiap orang dan tempat memiliki cara yang berbeda-beda dalam merayakan hari kemerdekaan negeri tercinta kita ini.


Saya sendiri merayakan kemerdekaan tahun ini dengan one day trip (selanjutnya disingkat ODT) ke pulau seribu, tentunya bareng backpacker Jakarta (selanjutnya disingkat BPJ). Pulau yang dikunjungi pada ODT spesial kemerdekaan ini adalah Damar/Endam, Kelor, Cipir.


Pukul 07.00 WIB, para peserta yang terdiri dari kurang lebih 40 orang, berkumpul dipelabuhan Muara Kamal. Para peserta dikordinir langsung oleh sang 'founder' BPJ, yaitu Edi Muhammad Yamin (Emye), Angga, Mela, dan dibantu oleh beberapa admin BPJ.


Terdapat 3 perahu yang disewa, setiap perahu terdiri dari 25-35 peserta dan admin, tergantung besar perahu tersebut. Di perahu yang saya tumpangi sendiri terdapat kurang lebih 20-25 penumpang.


Perjalanan pertama adalah ke pulau Damar, dimana nantinya disana kami akan explore pulau tersebut sekaligus upacara kemerdekaan. perjalanan dari Muara Kamal menuju pulau Damar kurang lebih memakan waktu 1 jam. Selama diperahu, saya menghabiskan waktu dengan curcol kisah LDR saya sana sini yang menjadi kegiatan rutinitas saya disetiap perjalanan, makan cemilan yang dibawa sama orang yang bahkan saya enggak tahu namanya, ikut foto dikamera orang yang jernih kameranya, dan pada akhirnya saya tidur.







Sesampainya di dermaga pulau Damar saya harus manjat ke dermaga tersebut karena perahu yang kami tumpangi itu perahu kecil, jadi harus manjat dulu. Begitu sampai di atas dermaga, saya cukup kagum dengan pulau ini. Pulau Damar memiliki air yang lumayan jernih. Bawaannya mau nyebur aja kalo liat air jernih gitu. Ditahan karenan tujuan saya kesini bukan mau main air. Tapi mau mainin perasaan kamu.




Gapura Selamat Datang di Pulau Damar



Rencananya kami akan langsung upacara kemerdekaan dipulau ini baru explore pulau, tetapi rencana hanya rencana. Begitu sampai, kami sudah jatuh cinta dengan pulau ini. Jadi malah explore pulau dahulu. Terpencar-pencarlah kami. Saya sendiri yang langsung saya datangi adalah pantai, mau galau dipinggir pantai ceritanya. Tapi apa daya bukannya mau ngegalau malah jadi foto-foto. 




Pendekar Tongkat Emas










Setelah puas galau dan foto dipinggir pantai, gue menyusuri kedalam pulau tersebut. Ternyata ada mercusuar yang berdiri tegak, disebutnya mercusuar Vast Licht. Tinggi keseluruhan 65 meter, dibangun pada tahun 1879 dengan tinggi 52 meter atau 16 lantai dengan izin Raja ZM Willem II.




Mercusuar Vast Licht



Tidak bisa sembarangan untuk masuk kedalam mercusuar Vast Licht. Harus meminta izin dahulu. Sang 'founder' Emye, sudah meminta izin kepada pengurus agar diperbolehkan untuk menaiki mercusuar tersebut. Untuk naik pun ada aturannya, tidak bisa langsung naik semua, maksimal 10 orang.


Bersama salah seorang teman saya Galih, dan satu lagi yang kami tidak kenal, kami menaiki mercusuar Vast Licht. 16 lantai, pertama-tama sih saya semangat, tetapi makin kesini saya mulai lemes. Secara udah lama banget enggak nanjak dan olahraga. Terasa banget nafas saya enggak kuat. Sementara si Galih cepat banget sampai atasnya, ninggalin saya yang kecapekan dilantai 14. Tetapi itu semua terbayar ketika sudah sampai puncak mercusuar. 


KEREN! 


Begitu sampai cuma saya bertiga yang ada di atas; saya, Galih dan satu lagi yang ikut naik bareng kita yang entah siapa namanya. Langsung deh foto-foto, karena sepi. Tapi itu tidak lama, 10 menit kemudian naik sang 'founder' Emye bareng beberapa admin juga peserta lainnya. Jadi tidak lama banget saya di atas, karena gantian dan penuh juga mau foto mesti ngantri-ngantri dulu. Tapi kerenlah pokoknya!


Pemandangan dari atas Mercusuar Vast Licht



 Bersama Galih sebelum ramai



Bersama sang founder yang ditengah, dan Mela, admin trip ODT Kemerdekaan











Setelah puas foto dan galau dari puncak Mercusuar, acara selanjutnya adalah upacara bendera. Benar-benar upacara pengibaran bendera. Saya jadi inget jaman sekolah dulu. Terasa tuanya kalo lama enggak upacara gini.



  


Setelah selesai upacara, kami lanjut menuju pulau selanjutnya yaitu pulau Kelor. Pulau Kelor tidak besar seperti pulau Endam. Tapi saya sih suka aja soalnya terasa lautnya dari segala penjuru arah. Di pulau ini terdapat benteng yaitu benteng Martello, dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Benteng ini tidak boleh dinaiki karena takutnya runtuh. 















Di pulau Kelor tidak lama, hanya sekitar 1 jam saja, lanjut kami ke pulau terakhir yaitu pulau Kahyangan atau biasa disebut Cipir. di Pulau Cipir ini terdapat bekas rumah sakit yang berfungsu pada tahun 1911-1933, yaitu rumah sakit karantina Haji. Jadi para jemaah yang dulu mau naik haji, dipusatkan dahulu di rumah sakit pulau ini.
























Di Pulau ini para admin panitia menyiapkan games-games seru. dibagi menjadi 4 kelompok. Yaitu Terong, Cabe, Toge, dan Kacang. Saya sendiri masuk kedalam kelompok Toge yang dipimpin oleh kak Acho dan Kak Yuti.


Terdapat 3 games, pertama adalah memasang bendera pada sedotan. Ini cukup sulit karena sedotan tersebut lebih besar daripada lubang lingkaran pada bendera. Games kedua, mengoper gelas berisi air tanpa harus tumpah. Sulit juga karena membutuhkan kekompakan dan daya tangkap yang kuat.
Ketiga adalah mengambil koin yang telah ditempel di pepaya, dan disekeliling pepaya tersebut dilapisi oleh cokelat. Kebayang kan tuh mukanya pada ketempelan cokelat semua.



















Setelah games selesai, inilah puncak acaranya. Membentuk barisan 71 dijembatan pulau Cipir, maksudnya adalah Hut RI yang ke 71. Untuk membentuk barisan tersebut susah sekali, adakali setengah jam buat ngebentuk barisan. Kekanan, kekiri, kanan lagi, mundur lagi, maju lagi. Duh, ribet deh. Tapi hasilnya keren!














Setelah formasi dibentuk dan difoto, kami kembali menuju perahu dan pulang ke Muara Kamal. Selesai sudah cerita one day trip kemerdekaan RI-71, dan tak lupa saya ucapkan,



DIRGAHAYU RI-71, JAYALAH SELALU DI UDARA, DARAT, DAN LAUT! MERDEKA!

Post a Comment

0 Comments